Selasa, 09 Februari 2016

Mengenal Bedah Minimal Invasive



Mengenal  Bedah  Minimal Invasive




Teknologi bedah minimal invasive adalah suatu gabungan dari teknologi modern dengan inovasi di bidang ilmu bedah. Hasil penggabungan ini menghasilkan berbagai prosedur didalam ilmu bedah (diagnosis, staging, reseksi, dan perbaikan) dengan trauma psikologis dan somatic yang minimal. Bedah minimal invasive dengan cepat telah menjadi alternatif yang popular daripada prosedur bedah konvensional untuk beberapa jenis penyakit. Bedah laparoskopik untuk saluran empedu, appendektomi, untuk prosedur ginekologis, terapi torakoskopi pada pnemothoraks, sebagaimana pemeriksaan dan terapi artroskopi pada persendian sudah diterima sebagai prosedur endoskopik. Bedah minimal memerlukan peralatan khusus yang sangat diperlukan untuk melakukan pembedahan yang aman dan efektif. Peralatan ini harganya  relatif masih mahal sehingga menjadi kendala dibeberapa rumah sakit.
Saat ini RSMH telah menjadikan ini sebagai salah satu layanan unggulan 


Direktur Medik dan Keperawatan DR.dr.H.M.Alsen Arlan,Sp.BKBD,FinaCS,MARS  menjelaskan beberapa keunggulan teknik ini antara lain : berkurangnya ukuran luka, berkurangnya rasa nyeri setelah operasi, berkurangnya pendarahan yang keluar, bekas luka/jaringan parut yang lebih kecil,meningkatkan keakuratan tindakan bedah, mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan masa pemulihan setelah sakit dan rawat inap lebih singkat yaitu 1-2 hari pada pasien tanpa penyulit. 

Teknik pertama yang dkembangkan di Indonesia adalah bedah digestif, teknik ini dilakukan untuk operasi batu empedu, usus buntu dll, kini telah berkembang dapat melakukan operasi tumor usus besar, kista di liver, mengangkat limfa. Seiring dengan itu dokter kandungan juga menggunakannya.
“Banyak sekali yang sudah beralih ke minimal invasive, dibidang urologi antara lain pemecahan batu pada saluran kemih, batu ginjal atau batu ureter dari dalam dengan menggunakan gelombang kejut. 

Pada  Departemen  Obstetri dan Ginekologi teknologi itu bisa digunakan dalam operasi pengangkatan tumor rahim dan kista indung telur serta sterilisasi dan pengangkatan kehamilan diluar kandungan. Di Departemen THT  dipakai untuk menangani kelainan sinus paranasal dan dan tumor jinak di hidung. “ Jelas Dr.Alsen.
Pada awal tahun 2015 RSMH telah menyediakan unit layanan unggulan yaitu : Cardioserebrovaskular, Onkologi Terpadu, Bedah Minimal Invasive, Tranplantasi Ginjal dan Bayi Tabung. Diharapkan dengan adanya fasilitas tersebut RSMH mampu menjadi rujukan nasional yang menncakup lima provinsi diantaranya Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Jambi dan Bengkulu.
Bravo RSMH….!!


Humas@Yeri/Suhaimi

1 komentar: