Mengenal Bedah Minimal Invasive
Teknologi bedah minimal invasive
adalah suatu gabungan dari teknologi modern dengan inovasi di bidang ilmu
bedah. Hasil penggabungan ini menghasilkan berbagai prosedur didalam ilmu bedah
(diagnosis, staging, reseksi, dan perbaikan) dengan trauma psikologis dan somatic
yang minimal. Bedah minimal invasive dengan cepat telah menjadi alternatif yang
popular daripada prosedur bedah konvensional untuk beberapa jenis penyakit.
Bedah laparoskopik untuk saluran empedu, appendektomi, untuk prosedur
ginekologis, terapi torakoskopi pada pnemothoraks, sebagaimana pemeriksaan dan
terapi artroskopi pada persendian sudah diterima sebagai prosedur endoskopik.
Bedah minimal memerlukan peralatan khusus yang sangat diperlukan untuk
melakukan pembedahan yang aman dan efektif. Peralatan ini harganya relatif masih mahal sehingga menjadi kendala
dibeberapa rumah sakit.
Direktur Medik dan Keperawatan DR.dr.H.M.Alsen Arlan,Sp.BKBD,FinaCS,MARS menjelaskan beberapa keunggulan teknik ini
antara lain : berkurangnya ukuran luka, berkurangnya rasa nyeri setelah
operasi, berkurangnya pendarahan yang keluar, bekas luka/jaringan parut yang
lebih kecil,meningkatkan keakuratan tindakan bedah, mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi dan masa pemulihan setelah sakit dan rawat inap lebih
singkat yaitu 1-2 hari pada pasien tanpa penyulit.
Teknik pertama yang
dkembangkan di Indonesia adalah bedah digestif, teknik ini dilakukan untuk
operasi batu empedu, usus buntu dll, kini telah berkembang dapat melakukan
operasi tumor usus besar, kista di liver, mengangkat limfa. Seiring dengan itu
dokter kandungan juga menggunakannya.
“Banyak sekali yang sudah beralih
ke minimal invasive, dibidang urologi antara lain pemecahan batu pada saluran
kemih, batu ginjal atau batu ureter dari dalam dengan menggunakan gelombang
kejut.
Pada Departemen Obstetri dan Ginekologi teknologi itu bisa digunakan
dalam operasi pengangkatan tumor rahim dan kista indung telur serta sterilisasi
dan pengangkatan kehamilan diluar kandungan. Di Departemen THT dipakai untuk menangani kelainan sinus
paranasal dan dan tumor jinak di hidung. “ Jelas Dr.Alsen.
Pada awal tahun 2015 RSMH telah
menyediakan unit layanan unggulan yaitu : Cardioserebrovaskular, Onkologi
Terpadu, Bedah Minimal Invasive, Tranplantasi Ginjal dan Bayi Tabung.
Diharapkan dengan adanya fasilitas tersebut RSMH mampu menjadi rujukan nasional
yang menncakup lima provinsi diantaranya Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung,
Jambi dan Bengkulu.
Bravo RSMH….!!
Humas@Yeri/Suhaimi
tinggal bpjs nya yg diperbaikin lagi
BalasHapus