Rabu, 24 Februari 2016

STUDI BANDING KOMISI IV DPRD LAMPUNG UTARA



STUDI BANDING KOMISI IV DPRD LAMPUNG UTARA


Untuk mengetahui secara langsung bagaimana pelayanan kepada masyarakat yang menggunakan program BPJS di RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang, DPRD Komisi IV Lampung Utara mengadakan studi banding mengenai masalah manajemen pengelolaan kesehatan pada RSMH Palembang.

Dengan Ketua Komisi  Bapak Agustori dan anggota yang berjumlah sebanyak 7 orang  diterima oleh Dewan Direksi diwakili oleh Ketua SPI Dr.Azhari,SpOG beserta Pejabat Struktural dan Fungsional.

Studi banding ini bertujuan untuk mendapatkan  pengetahuan dengan harapan pelayanan yang baik telah dilaksanakan di RSMH  dapat juga diterapkan di Rumah Sakit yang berada diwilayah kerja Lampung Utara.

Dalam kata sambutannya Dr.Azhari,Sp.OG yang mewakili Dewan Direksi yang memaparkan secara singkat Profil RSMH untuk mengenal lebih dalam tentang pelayanan di RSMH. Juga disampaikan bahwa RSMH Palembang telah mengirimkan peserta didiknya ke Rumah Sakit di Provinsi Lampung.

Pada kesempatan tersebut anggota DPRD IV menyampaikan ingin mengetahui bagaimana dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. Masalah yang ditemui di Rumah Sakit Lampung Utara antara lain : Prosedur yang berbelit-belit , persyaratan yang terlalu banyak, kurangnya tenaga dokter spesilais , Sarana dan prasarana yang masih belum memadai.

Dengan adanya studi banding ini diharapkan  dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan  dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan bermutu sesuai dengan standar.
Bravo RSMH…!!

(Suhaimi -Humas RSMH)






Rapat Anggota Koperasi RSMH



Rapat Anggota Tahunan KPRI RSMH 

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Swadaya Medika RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang mengadakan acara Rapat Anggota Tahunan  (RAT) ke-30 Tahun Buku 2015, pada Kamis 25 Februari 2016 bertempatdi ruang Aula lt.II bersamaan dengan Rapat pemilihan ketua KPRI periode 2016-2020.
Hadir dalam kesempatan itu Direktur Utama RSMH diwakili oleh Direktur Medik dan Keperawatan 

Dr.dr.H.M.Alsen Arlan,Sp.BKBD,MARS yang juga selaku Pembina KPRI Swadaya Medika RSMH, Kepala Dinas Koperasi , Perindustrian & Perdagangan Kota Palembang diwakili oleh Ka.Bidang Pembinaan Koperasi Perindustrian & Perdagangan Kota Palembang DR.Rachmat,MSi, Ketua KPRI Swadaya Medika H.Subhan,SKM,MSi, Pejabat Struktural dan Fungsional serta para anggota KPRI Swadaya Medika RSMH.

DR.Rachmat,MSi selaku Ka.Bidang Pembinaan Koperasi Perindustrian & Perdagangan Kota Palembang dalam kata sambutannya mengatakan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi No.19 tahun 2015 bahwa Rapat anggota tahunan diadakan minimal 1 kali dalm setahun, dalam rapat dibahas mengenai bidang usaha yang saat ini dikelola oleh KPRI RSMH antara lain : bidang yang sangat diminati saat ini yaitu usaha simpan pinjam ,fotokopi dan penjualan ATK, minimarket, rumah singgah, sampai ke bidang perparkiran. Selain itu rapat anggota tahunan ini juga sebagai wujud pertanggungjawaban dari pengurus KPRI RSMH kepada seluruh  anggota KPRI RSMH.


Dr.Alsen Arlan mewakili jajaran direksi RSMH Palembang dalam kata sambutanya  mengatakan bahwa menurut  laporan aset KPRI RSMH saat ini mencapai 3,6 Miliar dan ini merupakan potensi yang besar untuk mengembangkan bidang usaha  koperasi sehingga aset dapat bertambah dan bertambah pula kesejahteraan bagi anggota. Jumlah anggota KPRI RSMH saat ini mencapai 953 orang dari 1.500 orang PNS yang ada di RSMH tidak menutup kemungkinan bila yang menjadi anggota KPRI adalah juga pegawai BLU di RSMH. Anggota koperasi ini bersifat sukarela dan tidak ada paksaan, banyak manfaat yang bisa didapat antara lain melatih anggota koperasi untuk menggunakan pendapatan secara efektif, melatih bersikap mandiri, menumbuhkan  sikap   jujur dan terbuka, dan bisa memperoleh pinjaman dengan mudah. 



Selain rapat angggota tahunan juga diadakan pemilihan ketua KPRI yang baru periode 2016-2019, terpilih kembali H. Subhan, SKM, M.Si

Semoga  KPRI Swadaya Medika RSMH dapat lebih maju lagi dan mendapatkan anggota lebih banyak lagi.

Laporan .. Suhaimi/Yeri  (Humas)

Selasa, 23 Februari 2016

kaizen




Mengatasi  Masalah  Dengan  KAIZEN

Sebagai  Rumah Sakit kelas A, RS Rujukan Nasional dan Rumah Sakit terbesar di Sumatera Selatan, RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang tentunya dalam memberikan pelayanan  kepada pelanggan dan masyarakat masih sering dihadapkan dalam permasalahan. Dimana dengan permasalahan yang timbul RSUP Dr.Mohammad Hoesin berupaya untuk  terus berbenah. 

Untuk memecahkan berbagai masalah tersebut tentunya melibatkan setiap unit kerja yang ada. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu membentuk team Kaizen yang melibatkan semua unit kerja yang bertujuan untuk menyeselesaikan permasalahan dan hambatan yang timbul dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat. 

Pada kesempatan pertama pada hari Selasa 23 Februari 2016 dilakukan presentasi pertama oleh team Kaizen RSMH Palembang, yang diawali oleh :
1.    Team dari Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Pasien Jaminan
2.    Team dari Instalasi Performa dan Pertamanan dan Instalasi Keamanan dan Sanitasi
3.    Team dari Instalasi Gawat Darurat
Adapun  masalah yang diangkat oleh masing-masing team antara lain :
1.    Upaya pengurangan penumpukan pasien di Rawat Jalan
2.    Upaya meningkatkan kebersihan rumah sakit terutama sampah dan larangan merokok
3.    Upaya meningkatkan respon time di Instalasi Gawat Darurat dan dapat lebih terukur
Dengan terbentuknya team Kaizen diharapkan permasalahan dapat dipecahkan bersama dan menemukan solusi dalam permasalahan yang timbul.


Laporan Rita/Suhaimi (humas)

Minggu, 21 Februari 2016

Pelayanan Prima IGD di RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang



TIME SAVING IS LIFE SAVING
Pelayanan Prima IGD di RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang

Sebagai Rumah Sakit Rujukan Utama di Sumatera Selatan, fungsi dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) menjadi sentral teutama dalam menghadapi pasien yang mengalami kegawat daruratan. Keberadaan IGD di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang pun tidak dapat dilihat sebelah mata. Seperti yang diungkapkan oleh kepala instalasi ini, dr. H.Marta Hendry, SpU, bahwa IGD di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang adalah IGD kelas IV (IGD kelastertinggi) dan IGD pertama di pulau Sumatera yang telah melaksanakan amanat Permenkes no 856/2009 yang mensyaratkan adanya dokter spesialis jaga on-site (berada langsung di IGD)."Tidak bisa dipungkiri bahwa pelayanan IGD harus dilakukan secara maksimal dan paripurna, apalagi rumah sakit ini adalah rumah sakit tipe A, rumah sakit rujukan tertinggi di Sumatera Selatan", terang dr. Marta mengawali pembicaraannya. Untuk itu telah disiapkan lima dokter spesialis dasar, yakni, spesialis bedah, kebidanan dan kandungan, penyakit dalam, anak dan anestesi yang jaga on-site. "Keberadaan lima dokter spesialis jaga on-site ini membuat pelayanan IGD di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang masuk dalam kategori pelayanan IGD kelas IV. Artinya pelayanan sudah sangat maksimal, dengan mengedepankan kecepatan waktu tanggap terhadap pasien (respond time). Selain keberadaan lima dokter spesialis tersebut, dokter spesialis lainnya seperti spesialis mata, tht, neurologi, bersifat on-call, dimana bila ada kasus yang perlu dikonsulkan oleh dokter residen jaga kepada dokter spesialisnya maka dapat dilakukan dengan komunikasi telepon dan bila diperlukan untuk datang, maka dokter spesialis tersebut wajib untuk datang menolong" ungkap dr. Marta "Indikator utama pelayanan IGD adalah waktu tanggap (respond time). Semakin cepat pasien ditolong maka semakin baik pelayanan" terang dr Marta. Ada dua pembagian respond time. Pertama adalah respond time sejak pasien datang di depan pintu IGD sampai ditangani oleh dokter triase, yakni tidak boleh melebihi dari 5 menit. Sehingga sebelum lima menit pasien sudah dilayani oleh dokter triase.
Respond time kedua adalah waktu sejak pasien diserahkan oleh dokter triase ke dokter definitifnya sampai ditegakkan diagnosisnya. Respon time kedua maksimal 1 jam. Pasien tidak dirawat di IGD, waktu pelayanan di IGD maksimal 8 jam, sehingga sebelum 8 jam pasien sudah harus dipindahkan ke tempat selanjutnya seperti, instalasi rawat inap, ICU, HCU. " Disinilah salah satu indikator pelayanan IGD, semakin cepat respondtimenya maka semakin baik pelayanannya. Tentu saja bukan hanya pelayanan yang cepat, tapi juga cermat dan tepat," kata dr. Marta. Dengan respond time ini maka pelayanan di IGD menjadi lebih maksimal dan juga memperjelas bahwa fungsi IGD bukan sebagai instalasi rawat darurat, melainkan instalasi penyelamat pasien dengan kegawatan (emergency life saving and stabilization)."Alhamdulillah , sejak Januari 2014, kita sudah berangsur angsur mengurangi jumlah pasien yang terpaksa dirawat di IGD, karena managemen pasien untuk diteruskan ke instalasi rawat inap sudah semakin baik. Selain itu dengan adanya dokter spesialis yang jaga on-site juga mempercepat dan memperbaiki kualitas pelayanan di IGD, yang selama ini semata-mata dilayani oleh dokter residen jaga," terang dr. Marta. Meski respond time sudah baik namun kendala masih saja selalu ada, salah satunya adalah masih kurangnya fasilitas bed ruang ICU,HCU, dan rawat inap, sehingga pasien kadang harus tetap menunggu di


IGD karena ruang rawat inap atau ICU penuh, atau pasien yang harusnya masuk ICU masih tertahan di ruang Resusitasi IGD (P1)," terang dr. Marta."Apalagi RSUP dr. Mohammad Hoesin adalah rumah sakit rujukan tertinggi (rumah Sakit Tipe A) di Sumatera Selatan, dimana menjadi tujuan sebagian besar masyarakat yang sakit, terutama mereka yang tidak mampu, dan ini salah satu yang menyebabkan bertumpuknya pasien di IGD. Sebagian besar kasus-kasus yang datang ke IGD sebenarnya dapat ditangani oleh rumah sakit lain yang berkelas B atau C di metropolis ini, karena sistem pelayanan dan rujukan yang belum maksimal maka pasien pasien dengan level severity (tingkat keparahan penyakit) level 1 dan 2 masih dirujuk ke RSMH. Mestinya pasien ini dapat dilayani oleh tingkat yang lebih rendah seperti, dokter keluarga, puskemas, rumah sakit tipe D,C atau B. Ke depan kita akan
mengajak rumah sakit -rumah sakit tersebut untuk memperbaiki sistem rujukan pasien IGD ini melalui sistem yang disebut SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu), " turtur dr. Marta menutup perbincangan.

Humas@Yeri