RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG TIDAK MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH PASIEN
AKIBAT PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
KARENA KABUT ASAP
“Di RSMH tidak melihat adanya peningkatan jumlah paien
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) karena kabut asap ,” kata Direktur Utama RSMH
Palembang Dr Mohammad Syahril,Sp.P,MPH
RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang Meskipun telah dibuat persiapan darurat kabut asap tidak terlihat peningkatan jumlah pasien penyakit pernapasan yang serius karena kabut asap yang sedang melanda Sumatera Selatan,
Sejak awal September, RSUP Dr Mohammad Hosein Rumah Sakit di Palembang telah menempatkan tim siaga darurat asap yang terdiri dari delapan dokter dan tiga perawat siaga 24 jam sehari untuk menangani kondisi darurat asap ini.
Setidaknya 125.000 orang menderita penyakit infeksi pernafasan serius akibat kabut terkait di seluruh Indonesia, kata Kepala Badan negara Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), Willem Rampangilei.
Direktur Utama RSMH Dr. Mohammad Syahril,Sp.P,MPH mengatakan bahwa "Dampak dari asap tidak benar-benar besar , peningkatan jumlah pasien yang menderita ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) tidak besar." kasus pasien dirawat di rumah sakit dengan ISPA berat tidak selalu dikaitkan dengan masalah kabut. "Kami tidak bisa memastikan. Meskipun tidak ada bencana asap, di rumah sakit tetap masih ada pasien ISPA,"katanya.
" Sebagian dari masyarakat memandang ini sebagai masalah serius, tapi sebagian lain tidak, rumah sakit dan pemerintah daerah memahami kondisi darurat asap ini , kebanyakan orang akan mencari pengobatan di klinik kesehatan masyarakat dan dokter umum jika mereka menderita mata, tenggorokan atau penyakit kulit .“ kata Dr.Syahril.
Sebuah laporan yang dirilis tahun lalu oleh Greenpeace menemukan bahwa rata-rata 110.000 orang di seluruh Indonesia meninggal setiap tahun akibat paparan jangka panjang terhadap kondisi yang berbahaya. Korban memuncak pada 1997-1998 sekitar 300.000 ketika kondisi El Nino berkepanjangan musim kemarau.
Sebuah studi dalam jurnal Nature
alam memperkirakan bahwa di seluruh dunia, 3,3 juta orang meninggal setiap
tahun akibat polusi udara, sebagian besar dari mereka di Asia. Tahun ini diatur
untuk menjadi salah satu peristiwa yang paling parah dalam catatan, menurut
para ilmuwan di NASA, dan pada lintasan yang sama dengan tahun krisis saat
kematian meningkat.
Sebagian masyarakat mengunjungi
klinik kesehatan yang lebih kecil jika mereka merasa tidak sehat. Pada Salah
satu klinik yang terdapat di kota Palembang, ditemui sejumlah masyarakat yang
mengeluh tentang penyakit kabut asap, tapi tidak ada kasus serius yang
membutuhkan perhatian medis lebih lanjut, kata bidan Fitri.
"Ada lebih banyak pasien
dari normal tapi masih tidak terlalu banyak," katanya. "Banyak dari mereka
mengeluh tentang penyakit demam dan sakit
tenggorokan serta asma."
Pada Ogan Kemering Ilir, di mana
sebagian besar titik api telah tercatat di Sumatera Selatan pada tahun 2015,
penduduk setempat mengatakan mereka khawatir tentang dampak kesehatan, tetapi
meskipun berisiko, mereka lebih memilih untuk tidak memakai kacamata, masker
wajah atau lengan panjang untuk tetap bekerja di sekitar daerah yang terkena
kabut asap.
"Sebenarnya itu benar-benar
mengganggu kesehatan kita tetapi ada banyak masalah lain yang kita miliki.
Banyak tanah kami terbakar. Orang-orang di sini kehilangan bisnis mereka,"
kata petani lokal Eddy.
Sebagian besar sekolah juga tetap
buka di wilayah seluruh krisis, tetapi di Sumatera Barat, pihak berwenang pada
hari Jumat memerintahkan TK untuk menutup tanpa batas waktu dan
mempertimbangkan menutup sekolah dasar jika situasi memburuk.
Para pejabat kesehatan telah
menyarankan orang untuk mengambil tindakan pencegahan dan memastikan
mereka tinggal di dalam rumah bila memungkinkan.(suHai(@humas)
sumber berita : Jackson BOARD,.. MediaCorp Pte Ltd
sumber berita : Jackson BOARD,.. MediaCorp Pte Ltd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar